apahabar.com, JAKARTA – Imam Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah (Rah) suatu ketika dipanggil Khalifah Abu Jafar Al Mansyur. Dia diminta, mengungkapkan keperluannya untuk dipenuhi Sang Khalifah. Namun sedikit pun dia tidak mengungkapkan keperluannya. Dia memilih menyebutkan hal lain.
Khalifah Al Mansyur Rah berkata, “Sebutkanlah keperluanmu, niscaya aku akan memenuhinya.”
“Ya khalifah, bertakwalah kepada Allah. Engkau telah memenuhi bumi dengan kezaliman dan penindasan,” jawab Sufyan ats Tsauri.
Mendengar teguran Sufyan yang keras, tegas, tanpa rasa takut sedikitpun sedikitpun, al-Mansyur hanya bisa menundukkan kepalanya. Namun, dia tetap berkata, “Sebutkan saja keperluan muka aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan.”
Sufyan menjawab, “Sesungguhnya engkau menempati kedudukan ini dengan pedang kaum Muhajirin dan Anshor sedangkan sekarang anak-anak mereka mati kelaparan. Maka bertakwalah kepada Allah berikan kepada mereka hak-hak mereka.”
Al-Mansyur menundukkan kepala dengan penuh rasa syukur karena ada yang mengingatkannya. Namun, dia tetap mengulangi lagi permintaannya, “Beritahukan lah kepadaku, apa keperluanmu. Niscaya aku akan memenuhinya.”
Akan tetapi, Sufyan ats Tsauri tidak terpengaruh sedikitpun dengan tawaran duniawi dari sang khalifah, malah setelah dia menyampaikan nasihatnya, dia pergi meninggalkannya begitu saja.
Cerita ini dilansir Irham.id, Selasa (23/3) yang mengutip tulisan Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam bukunya “198 kisah Haji wali-wali Allah”.
Nama lengkap Sufyan adalah Abu Abdullah, Sufyan bin Said ats Tsauri lahir di kufah pada tahun 97H/715M.
Ia belajar ilmu dari ayahnya sendiri kemudian dari berbagai ulama pada masa itu hingga akhirnya dia mencapai keahlian yang tinggi di bidang hadis dan tasawuf. Sufyan ats Tsauri meninggal dunia pada tahun 1617 78 m di kota Basrah.
Kesalehan Sufyan sudah mulai terlihat sejak dia masih berada dalam kandungan ibunya. Pada suatu hari ibunya sedang berada di atas loteng rumah. Si ibu mengambil beberapa asinan yang sedang dijemur oleh tetangganya di atas atap dan memakannya.
Tiba-tiba Sufyan yang merasa yang berada di dalam rahim ibunya itu menyepak sedemikian kerasnya, sehingga si ibu mengira bahwa dia keguguran.