apahabar.com, BANJARMASIN – Tidak hanya infeksi Covid-19, Demam Berdarah Dengue (DBD) juga mengancam keselamatan masyarakat Kota Banjarmasin.
Beruntung, Palang Merah Indonesia (PMI) Banjarmasin mempunyai cara terbaik untuk menyembuhkan pasien DBD.
Yaitu fokus pada meningkatkan trombosit apheresis.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit menyampaikan donor apheresis memang relatif baru di Indonesia.
Namun yang perlu diketahui perbedaan trombosit biasa dan apheresis dalam penyembuhan pasien DBD.
“Kalau trombosit yang biasa itu satu pasien membutuhkan 10 kantong. Jadi kita sarankan memakai trombosit apheresis karena lebih mudah dan cukup 1 pendonor memiliki kualitas darah sama dengan 10 kantong yang biasa,” ucapnya.
Rama mengatakan terdapat beberapa karakteria seseorang yang bisa melakukan donor apheresis.
Pertama dia dilaporkan sudah pernah melakukan donor darah.
PMI sendiri, kata Rama juga memiliki jaringan khusus dalam sebuah grup para pendonor trombosit apheresis. Seluruh anggota grup ini siaga mendonorkan darah selama 24 jam penuh.
“Mereka rutin tiap dua minggu setiap ada permintaan. Takutnya jika tidak ada akan kadaluarsa,” tuturnya.
Rama mengakui ada beragam masalah dalam mengupayakan cara terbaik penyembuhan pasien DBD.
Utamanya karena doktor yang merawat pasien DBD. Para tenaga kesehatan ini selalu meminta trombosit yang biasa, ketimbang apheresis.
“Yang sudah kita carikan. Tapi kendalanya ya terlambat dan pendonor sangat jarang,” ucapnya.
Masih Rama, bahwa mengakui jumlah pendonor sangat kurang di kota berjuluk seribu sungai.
Sedangkan untuk stok darah trombosit ini memiliki daya tahan hanya 4 hari.
“Kalau kita menyetok tapi tidak ada yang keluar. Istilahnya ada kerugian di situ,” pungkasnya.