apahabar.com, BANJARBARU – Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan melalui bidang Cipta Karya melakukan pembangunan Panti Disabilitas yang terletak di Kota Banjarbaru
“Capaian progres pembangunan 26 Juli 2021 mencapai 11%. Kami terus berupaya melakukan percepatan pembangunan agar Gedung Panti Disabilitas dapat segera beroperasi,” ujar Kepala Dinas PUPR Kalsel, Roy Rizali Anwar.
Dengan pembangunan Panti Disabilitas ini, Roy berharap dapat meningkatkan fungsi sosial penyandang disabilitas secara optimal dan membantu proses integrasi sosial penyandang disabilitas di masyarakat.
Pemprov Kalsel tengah giat membantu penanganan para disabilitas. Sebelumnya, mereka menyulap eks rumah sakit jiwa Tamban sebagai Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PRSPDM).
“Kami harapkan ini beralih fungsi untuk menampung, membina dan merehab orang dengan gangguan jiwa yang dinyatakan sembuh secara medis oleh rumah sakit Sambang Lihum,” ucap Kepala Dinas Sosial Kalsel, Hj Siti Nuriyani kepada apahabar.com.
Hasil peninjauan bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Badan Keuangan Daerah (Bakeuda), pondasi bangunan masih dalam kondisi yang layak, sehingga hanya perlu sedikit perbaikan dan penataan ulang.
“Tiang pondasinya masih bagus, hanya bagian dinding dan atap perlu perbaikan. Mungkin bangunan utamanya dulu, sisanya menyusul,” bebernya.
Terkait rehabilitasi gedung, Dinsos akan berkonsultasi kepada kementerian sosial terlebih dahulu untuk mengakomodir kebutuhan sesuai dengan standar khusus yang ditentukan.
Bangunan ini sendiri sudah memiliki aula, kantor sekretariat hingga rumah dinas.
“Harapan kami bisa segera terwujud, paling tidak 2022 sudah bisa difungsikan,” imbuhnya
Panti ini juga akan memberikan pelatihan keterampilan serta pendampingan agar para penyandang disabilitas mental siap untuk bersosialisasi di tengah masyarakat. Hal ini bertujuan agar mereka dapat hidup lebih mandiri saat menyelesaikan masa pembinaan.
“Kita bina baik secara mental, keagamaan sampai ekonominya. Seperti pelatihan berkebun atau bertani. Selain itu, dari sisi agama agar mereka lebih tenang sampai normal kembali,” pungkas Nuriyani.