apahabar.com, BALIKPAPAN – Buntut penyakit mulut dan kuku (PMK), Balikpapan kekurangan ribuan ekor sapi jelang Iduladha 2022.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan, Heria Prisni menyebutkan kebutuhan sapi di daerahnya sebanyak 3.050 ekor.
Sementara jumlah sapi yang tersedia hanya 1.100 ekor, sehingga masih kekurangan 1.950 ekor.
“Biasanya kita datangkan dari Sulawesi dan Jawa Timur. Namun sekarang Jawa Timur dan Aceh di-lockdown sementara karena terpapar PMK. Di sana itu sapinya tiba-tiba mati,” ucap Heria kepada apahabar.com, Senin (23/5).
Alhasil satu-satunya pilihan yakni mendatangkan sapi dari Sulawesi.
Sebab di sana masih diperbolehkan untuk mendistribusikan ke luar daerah. Namun tetap melalui proses karantina terlebih dahulu selama 14 hari.
“Setelah dinyatakan sehat, baru boleh masuk ke sini. Nah sampai di Balikpapan itu dikarantina lagi empat hari, baru boleh ke pemotongan. Takutnya virus itu akan menular,” katanya.
Menurutnya, kebutuhan sapi di Balikpapan bisa saja terpenuhi apabila peternak mendatangkan sapi lokal dari Sulawesi.
Akan tetapi, ia memprediksi harganya akan melambung lantaran peternak mesti mengeluarkan biaya tambahan untuk karantina.
“Kemungkinan harganya bisa naik karena mereka perlu biaya karantina dulu 14 hari dan di sini karantina juga,” tutupnya.