apahabar.com, PALANGKA RAYA – Mudah saja bagi warga Kalimantan menemukan tumbuhan Kelakai. Namun, hanya sedikit warga memanfaatkannya agar bisa meraup cuan.
Kelakai merupakan tanaman jenis pakis atau paku-pakuan, yang termasuk dalam tumbuhan famili pteridaceae tumbuh subur di Bumi Kalimantan. Bahkan di pinggiran kota, seperti Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Bagi masyarakat Dayak dan Banjar di Kalimantan, tumbuhan kelakai sering dijadikan sayur tumisan atau bisa juga sayur berkuah sebagai tempat santap makan siang.
Kelakai juga dipercaya dapat menyembuhkan beragam keluhan penyakit seperti diare, darah rendah dan konon bisa untuk awet muda.
Namun tidak hanya sebatas itu, seiring dengan perkembangan zaman bahwa tumbuhan kalakai ini juga bisa dijadikan cemilan seperti diolah menjadi keripik.
Sesuai dengan manfaatnya, keripik kelakai ini memiliki rasa yang enak dan gurih jika dipadukan dengan bumbu yang pas, laiaknya membuat kripik dari daun bayam atau rempeyek.
Salah satu usaha keripik Kalakai di Kota Palangka Raya, terdapat di Jalan Majapahit Nomor 5 B Komplek Borobudur.
Si pemilik, Sudi mengaku sudah bertahun-tahun menjalani usaha kripik kelakai ini, bahkan omsetnya mencapai jutaan rupiah setiap bulannya.
Dari olahannya ini, ia memasarkan ke sejumlah tempat seperti warung-warung hingga ke swalayan yang ada di Kota Palangka Raya bahkan ada juga melalui Toko Online.
“Untuk bahannya saya hanya menggunakan bahan sederhana saja, seperti tepung beras, tepung tapioka, kemiri, ketumbar, bawang putih, garam dan telur,” kata Sudi kepada apahabar.com, Kamis (23/6).
Untuk varian rasa, Sudi juga mengikuti trend kekinian saat ini seperti rasa original, balado, dan pedas. Harganya cukup terjangkau dan bervariasi sesuai ukuran kemasan.
“Untuk harga, biasa dijual mulai harga Rp10.000 hingga Rp15.000 per bungkus, cukup terjangkau lah untuk semua kalangan,” tandasnya.

Keripik Kelakai olahan warga Palangka Raya. Foto-Istimewa.