apahabar.com, JAKARTA – Berdasarkan survey terbaru yang dikeluarkan oleh Bloomberg, Indonesia dinilai berpotensi mengalami resesi sekitar 3 persen jauh lebih baik dibandingkan negara lain seperti Sri lanka dengan potensi resesi sebesar 85 persen, New Zealand sekitar 33 Persen dan Jepang sekitar 25 persen.
Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) Muhammad Andri Perdana mengingatkan bahwa sebelumnya Indonesia sudah mengalami tiga kali resesi yaitu pada tahun 2020 di saat pandemi Covid-19 berlangsung, kemudian 2008 dan yang terburuk pada tahun 1998.
“Ekonomi Indonesia sebelum 1998 digemborkan sangat tangguh bersama Korea Selatan dan Thailand. Kondisi itulah yang membuat Indonesia lupa terhadap fundamental ekonomi nasional yang belum diketahui kuat atau tidak dalam menghadapi guncangan,” katanya kepada apahabar.com, Sabtu (23/7/2022).
Dia menambahkan sudah seharusnya Indonesia belajar dari sejarah agar tidak menganggap remeh resiko resesi, terlebih diperkirakan dalam waktu dekat akan terjadi kondisi resesi global dan tentunya memiliki kondisi fundamental yang berbeda dengan resesi di tahun 1998 dan 2008.
“Jangan sampai Indonesia mengemborkan ketangguhan ekonomi dan menebarkan pujian sana-sini namun pada akhirnya malah menyebabkan permasalahan ekonomi yang semestinya dapat dicegah,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Direktur Pelaksana IMF di Istana Bogor, Minggu (17/7/2022). Dalam kesempatan tersebut Jokowi melalui Menteri Koordinator Bidang Perekenomian, Airlangga Hartanto menyebut kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan baik.
“Inflasi sekitar 4,2 persen dan pertumbuhan ekonomi 5,01 persen. Termasuk dept to GDP mencapai rasio 42 persen,” ujar Airlangga. (Thomas)