apahabar.com, PELAIHARI – Intensitas hujan tinggi tak hanya membuat air lubang bekas tambang meluap. Namun mengakibatkan lima dusun di Desa Bukit Mulya, Kecamatan Kintap, sempat terisolir.
Pasalnya ruas jalan terendam kurang lebih 100 meter dengan ketinggian satu meter, warga pun kesulitan melakukan aktivitas kerja.
Warga perkebunan kelapa sawit maupun yang bekerja menyadap getah karet biasa menggunakan jonder bahkan roda dua, terpaksa turut diangkut.
Kepala Desa Bukit Mulya Suparno, Kamis ( 28/7/2022) mengatakan banjir sempat membuat aktivitas pekerja sawit terganggu. Demikian juga para pelajar setempat, sempat libur akibat jalan digenangi air.
Namun, kini air sudah mulai surut, jalan yang berair kini sudah bisa dilalui.
Ada pun banjir akibat luapan air lubang bekas tambang, memaksa perusahaan Arutmin dan SSDK mengerahkan alat untuk menyedot air.
Sebelumnya bekas tambang itu bertambah parah akibat aktivitas penambangan tanpa izin (PETI) namun kini sudah tak lagi lantaran banjir.
Lubang tambang yang hancur akibat PETI itu sendiri merupakan area konsesi PT Arutmin Indonesia.
Namun belakangan areal konsesi itu digarap pelaku tambang liar. Warga setempat pun merasakan dampak buruk dari penambangan secara ilegal tersebut.
Atas kondisi tersebut Kades Bukit Mulya Suparno pun tak menampik. Bahkan Suparno telah berusaha sesuai tugas kepala desa untuk menjembatani keluhan warganya terkait banjir yang terjadi.
Ia pun berharap cuaca bersahabat agar lubang tambang tak lagi meluap. “Cuaca saat ini masih mendung namun hujan tidak terjadi. Semoga kembali seperti semula agar aktivitas warga lancar,” harapnya.