apahabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan kondisi global belum stabil, setelah hampir 2,5 tahun dunia dilanda pandemi Covid-19. Lalu disusul dampak perang antara Rusia dan Ukraina mengakibatkan seluruh negara mengalami kesulitan yang bertubi-tubi. Kondisi tersebut berdampak pada kenaikan harga minyak di dunia dan berdampak kepada negara-negara pengguna minyak.
“Kita patut bersyukur Alhamdulillah kalau bensin di negara lain harganya sampai Rp30.00-Rp31.000. Di Indonesia Pertalite masih Rp7.650,” ucapnya dalam acara zikir dan doa kebangsaan, yang diselenggarakan di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Senin (1/08).
Presiden Republik Indonesia ke 7 itu mengingatkan mengenai subsidi terhadap BBM sudah terlalu besar yakni dari Rp170 triliun sekarang mencapai Rp502 trtriliun.
”Negara mana pun tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu, tapi Alhamdulillah kita masih kuat menahannya sampai saat ini, kita syukuri bersama-sama,” pungkasnya.
Begitu pula dengan harga pangan, di negara lain sudah mengalami kenaikan sebesar 30 persen sampai 50 persen. Sebab, gandum menjadi makanan pokok negara-negara di benua Asia, Afrika dan Eropa.
Berdasarkan kunjungannya bertemu Presiden Ukraina Zelensky, Ukraina memiliki stok gandum di gudang sebesar 22 juta ton. Sedangkan stok lama sebanyak 55 juta ton. Secara keseluruhan stok yang tersedia berjumlah 77 juta ton, namun tidak bisa dikeluarkan karena kondisi perang dengan Rusia.
Berbeda halnya dengan di Rusia, menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, cadangan stok gandum Rusia mencapai sebesar 130 juta ton. Jumlah tersebut jika ditambahkan dengan jumlah stok gandum Ukraina akan dengan total keseluruhan sebanyak 207 juta ton. Hal tersebut menyebabkan diprediksikan akan terjadi krisis pangan dalam waktu 6 bulan mendatang yang akan menimpa sebanyak 800 juta orang berada dalam ancaman kelaparan.
Namun di Indonesia mayoritas penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok, tidak mengalami kenaikan. “Alhamdulillah beras di Indonesia juga masih bisa kita dan tidak naik sama sekali, ini patut kita syukuri,” tutupnya.(Resti)